Kamis, 24 Mei 2012

Video Kakashi

Kakashi..
Ukuran 6 poll, umur 11 bulan. Anakan Arya generasi 2 dari Syahrini.
Video Kakashi (Merah) vs Martha.
Minat hub 085 223 233 664 


Payung Hitam & Video

Payung Hitam, Umur 8 Bulan, Ukuran 6.5.. Teknik maen bisa dilihat langsung di video.
Minat Hub 085 223 233 664





Video Payung Hitam (ekor Hitam) Vs Spong






Video Arya Seta

Salah satu koleksi kami, Arya Seta. generasi ke 2 dari Arya Penangsang. Minat Hub 085 223 233 664












Rabu, 23 Mei 2012

Katuranggan Ayam

Katuranggan Ayam
1. naga tumurun:garis sisik kaki blkang'a mghadap ke bwah..
2. suro kopyor:: bila ayam di ankat akn terdengar sprti ada air di tbuh aym..
3 batu rante....telapak jari kaki ada sisiknya,,batu lapak ....ditengah telapak kaki ada sisiknya..,,
4,suro penganten......punya ekor yg tengah 2panjang....
5..... batu karang sisik d tiap ujung jari blah, mitos dlam soal pukulan jnis ini yg pling jos! syang blum bxak yg mnemui/sangat langka!
- sisik jari yg ujung nya ada pecah(harus tembus)...biasanya ayam yg memiliki sisik ini memiliki pukulan ujung(pukulan pada paruh lawan)
- sisik bebed/ubed tinggi =pukulan dalam alias pukulan sakit
- sisik selip antara jari luar dengan kaki(simpai luar,palembang red)=ada buah KO nya
- sisik pecah pada pertengahan jari dalam klo bisa kedua jari(tembus kiri/kanan)...sisik ini termasuk sisik bertuah karena sangat langka.setahu saya kelebihan ayam yg mempunyai sisik ini kebanyakan musuh nya lari sendiri dan masih banyak lagi sisik-sisik bertuah lain ##Jago yg jari tengah,padabagian sisik no.1 dari kuku,kiri dan kanan ada sisik pecah,namanya Suro Petir...walo tdk semua,tp kdg ada bbrp yg memiliki keistimewaan dipukul nya... kemungkina ayam akan buta bila dilihat dari sisik nya
lihat pada sisiknya yg paling pendenk, dibawah taji, jika sisiknya berbelah dua pada sisik tengah jari tsb >>>> dikenal sbg sisik buta dan jika disebelah kiri maka yg bisa buta adalah mata kirinya, begitu juga sbaliknya
Warna mata ayam & katuranggan
Nyali/mental itu adlh sifat bawaan keturunan dari kedua induknya. Kalau kita hanya sekedar membahas hubungan antara warna mata dan mental, sepertinya ga bisa nyambung... Ujung2nya akan jatuh kesimpulan pada katuranggan belaka,sementara utk jawaban yg pasti demi kemajuan hasil ternak, kita harus mengembangkannya secara logis. Tidak hanya percaya mitos begitu saja.
Kalo kata senior2 saya, mata yg kehitam2an (orang daerah sini menyebutnya : mata reng-reng atau wareng) menandakan mentalnya yg jelek. Benarkah demikian?? Bisa iya, bisa juga tidak... Jaman dulu, nenek moyang kita sabung ayam dgn menggunakan ayam lokal. Ayam2 lokal ini sekarang disebut ayam kampung.Kebanyakan ayam lokal memiliki jenis mata reng2 atau kehitaman. Tahun 60an, masuklah ayam import dari bangkok, thailand. Ayam2 bangkok ini rata2 bermata cerah, tidak kotor kehitaman seperti halnya ayam kampung/lokal.
Seiring dgn berjalannya waktu, terbukti ayam2 bangkok memiliki mental yg jauh lebih baik ketimbang ayam lokal.Apakah mental ini karena perbedaan warna matanya..?? Saya kira tidak. Warna pada mata hanya perbedaan pigmen belaka. Sama halnya dgn keragaman mata manusia yg berwarna coklat, hitam, hijau atau biru. Ketika ayam bangkok tsb di cross breed dgn ayam lokal yg bermata reng2, kebanyakan anaknya bermata reng2 juga. Ciri mata reng2 inilah yg menjadi dasar patokan para penggemar bahwa ayam bangkok tsb merupakan peranakan hasil silang antara bangkok dan lokal. Tentu saja mentalnya tidak sebaik bangkok import yg bermata jernih.
Ada sebuah kasus yg sy lihat sendiri. Ayam bangkok import memiliki mata reng2. Tapi mitos mata reng2 bermental jelek, dalam hal ini tidak terbukti. Krn ayam bangkok reng2 tsb mampu menjadi juara di kalangan2 besar Jakarta pada waktu itu. Jadi, ciri mata reng2 sebenarnya hanya dijadikan sebagai penanda bahwa ayam tsb sudah peranakan dgn ayam lokal. Bukan bangkok asli. Biasanya ayam dgn ciri mata seperti ini memiliki pukulan yg cepat. Cocok dgn typikal karakter ayam lokal Indonesia. Sayangnya, ayam lokal tidak bisa menyamai kekuatan mental ayam2 bangkok import.
Serasi dan harmonis adlh prinsip dasar katuranggan. Dari mulai jengger sampai kuku kaki semua harus mencerminkan keserasian fisik. Bulu leher harus sama dgn bulu punggung. Sayap yg ada selap putih, harus seimbang kiri dan kanan. Termasuk juga didalamnya warna mata dan wujud proporsi badan secara keseluruhan. Ini baru ditinjau dari keadaan fisik yg kasat mata. Seekor ayam laga yg baik, selain harus punya fisik yg bagus dan serasi, wajib pula memiliki karakter dan mental tarung yg baik. Kalau sudah punya ayam dgn katuranggan dan karakter yg baik, apakah menjamin kemenangan..??
Sama sekali tidak. Kemenangan adalah hal yg berbeda. Utk meraihnya harus melibatkan faktor2 lain seperti rawatan, tandingan, bebotoh dan keberuntungan. Tidak mungkin kita meraih kemenangan hanya berdasar katuranggan saja.
lain orang, lain daerah, maka lain kepercayaan dan lain pula keyakinannya. Kepercayaan katuranggan itu datang dari pernyataan turun temurun, tidak ada bukunya yg secara pasti enjabarkan dgn jelas sebab akibatnya secara ilmiah. Jadi, tergantung pada siapa yg mengajarkannya. Bisa jadi ilmu katuranggan yg mas Nur yakini, bisa berbeda dg kaidah katuranggan yg mas Sandri pegang.
Selama ini hobiis kebanyakan berpegang pada kitab betal jemur. Tapi siapa pengarang kitab betal jemur? Kita juga tidak tahu dg pasti. Bisa jadi kalau ada orang lain yg mengarang buku yg membahas tentang katuranggan, isinya bisa berbeda, tergantung siapa dia, dari mana asalnya dan siapa gurunya.
Mohon maaf. Saya tidak bermaksud mengecilkan atau melecehkan arti primbon dan katuranggan. Primbon dan katuranggan adlh ilmu turun temurun yg menurut saya merupakan sebuah 'budaya' yg harus dilestarikan. Untuk diterapkan dalam memilih ayam, ada baiknya kita berpegang dulu pada prinsip2 yg eksak dan nyata. Kemudian barulah di'bumbui' dgn kaidah2 katuranggan sebagai pelengkap.
Sumber : Mbag Google : http://www.blogger.com/profile/08487594078910524697

Selasa, 22 Mei 2012

Beberapa Koleksi Ayam Bulan Mei

Rizal

SOLD OUT
Arya Seta


SOLD OUT

Arya Penangsang (Jendral)

Jaka Gledek


SOLD OUT

Payung Hitam

SOLD OUT
Byson Jr

SOLD OUT

Karakter Ayam Aduan

Membaca karakter ayam Bagi para pemain senior dan berpengalaman, penampilan fisik seekor ayam jago dipercaya bisa menggambarkan ciri2 karakternya. Meskipun ini tidak menjamin 100%, tapi akan sangat berguna sebagai bahan referensi bila kita mencari 'gandengan' di arena. Tulisan ini sy tulis berdasar pengalaman dan informasi botoh2 senior di...lapangan. Mohon maaf bila ada kesalahan.
Jengger
- Jengger yg besar menandakan type teknik ayam yg lebih 'kalem'
- Jengger kecil menunjukan teknik yg lebih gesit.
Cucuk
- Paruh yang lurus atau njungar biasanya terampil
- Paruh yang melengkung kadang kadang sering ngedet atau ngemut
Warna Paruh
- Putih mulus cenderung kurang kuat
- Putih campur hitam cenderung kuat dan keras
Kulit muka
- Kulit muka tebal berkerut2 menandakan tekniknya yg kalem dan lebih tahan menerima pukulan.
- Kulit muka yg tipis menandakan ayam gesit namun lebih rentan menerima pukulan.
Bentuk kepala
- Bentuk kepala yg besar menandakan 'ayam bodoh'.
- Bentuk kepala yg lebih kecil seperti pinang biasanya ayam lebih cerdik.
Leher
- Tulang leher yg besar mencirikan ayam bukan type peluk. Cenderung monoton dalam teknik tarungnya.
- Leher yg lebih kecil menandakan pergerakan leher dan kepala lebih luwes dan kemungkinan memiliki kuncian yg baik.
Badan
- Bentuk badan yg tegap lebih dari 45 derajat menandakan type teknik bermain di atas.
- Badan yg sedikit membungkuk kurang atau sama dengan 45 derajat menandakan ayam lebih banyak bermain di bawah.
Tulang dada
- Tulang dada panjang menandakan ayam memiliki daya tahan pukul yg baik, pukulan keras, tapi kurang lihai memukul rapat.
- Tulang dada pendek memiliki pukulan yg lengkap dan akurat tapi kurang kuat menahan pukulan lawan.
Ekor
- Ekor yg panjang mencirikan teknik yg kalem.
- Ekor yg pendek menandakan teknik dan pukulan yg lebih cepat dan gesit.
Paha
- Jarak kedua paha yg lebar (sama dengan atau lebih besar dari telapak tangan yg dimasukan diantaranya) menandakan pukulan yg keras. Terlalu lebar jalu kurang gala galak.
- Jarak kedua paha yg lebih rapat menandakan pukulan yg cepat (gancang). Terlalu sempit pukulan tidak sakit.
- Paha yg berbentuk seperti paha belalang memiliki kekuatan dan konsistensi pukulan yg baik.
- Paha yg seperti 'paha ayam goreng' pukulan akan 'tirus' (semakin lama semakin berkurang bobotnya).
Contoh kasus :
1- Ayam musuh berjengger kecil, kulit muka tipis, leher rotan (kecil), badan 45 derajat, ekor agak pendek. Kemungkinan besar tekniknya gesit cenderung dibawah, pukulan cepat, memiliki kemampuan mengunci, tapi agak kurang tahan dipukul.
2- Ayam dgn jengger besar, kepala pinang, leher rotan, kulit muka tebal, badan tegap dgn buntut panjang. Kemungkinan besar teknik kontrol yg sulit diturunkan, memiliki kemampuan ngunci, dan pukulan yg keras akurat.
3- Ayam dgn kepala besar, muka tebal, jengger besar, leher besar, badan tidak tegap, ekor agak pendek. Kemungkinan main di bawah dgn lambat (ngoyor), tapi punya daya tahan pukul yg bagus.
Silakan dianalisa dari berbagai kombinasi diatas. Untuk kualitas pukulan, saran saya, semua ayam harus dianggap memiliki pukul yg bagus saja. Jadi kita jangan terlalu meremehkan pukulan lawan.
Aplikasi di lapangan :
Bila ayam kita bertype kontrol cenderung main diatas, maka 'gandengan' bisa dicarikan ayam type kasus no. 3 atau 1.Bila bertemu ayam dgn type kasus no. 2, maka ayam kita kemungkinan besar akan saling jual beli pukulan. Resiko cacat dan memperkecil peluang menang.
Atas kekurangan dan ketidak akuratan perkiraan, mohon dimaafkan.
Sumber : Mbah Google

Pemuliaan Ternak Ayam Aduan

Kenapa ternak kita hasilnya acak-acakan dan banyak yang boncos..??Hasil tidak seragam, dan kualitas mutunya lambat laun terasa semakin menurun…Kebanyakan peternak di Indonesia sangat fanatik dgn trah juara. Juara VS Juara, tapi anakannya tidak ada yg juara… Ini menimbulkan pertanyaan tersendiri...
Salah satu penyebabnya mungkin krn indukan kita geno-typenya tidak seragam alias acak-acakan.Itulah sebabnya diperlukan ternak dgn "rekayasa genetik" untuk menyeragamkan geno-type melalui proses ternak yg lebih terpadu, tersistematis atau terpola dengan baik. Bukan sekedar ayam menangansaja.
Buat rekan2 sekalian, ini ada sedikit artikel mengenai teknik2 breeding (beternak) dgn cara yg lebihsistematis sehingga bisa juga disebut sebagai ‘Rekayasa Genetika’.Mungkin saja diantara teman2 ada yg lebih berpengalaman dan menemukan cara ternak yg lebih baik.Tapi minimal, artikel ini bisa menjadi sebuah wawasan baru mengenai bagaimana cara beternak yg baik dgn teknik modern sesuai dgn teori genetika.Sebelum dilanjut, ada baiknya kita mengenal dulu beberapa kosa kata yg ada dalam artikel ini agar tdk terjadi salah penafsiran.
Inbreed : Perkawinan antara dua individu yg memiliki hubungan darah sangat dekat. Yaitu : Ibu dgnanak, bapak dgn anak dan anak vs anak.
Line breed : Perkawinan dua individu yg memiliki hubungan darah tidak terlalu jauh. Contoh : Kakek vs cucu, paman vs keponakan, dll.Cross breed : Perkawinan antara 2 individu yg tidak memiliki hubungan darah. Atau minimal hubungandarahnya terlalu jauh.
Super breed : Individu yang selalu mampu menurunkan sifat2 terbaik pada keturunannya.
Super fight : Individu yang diproyeksikan khusus untuk lomba/tarung.
Artikel ini ditulis oleh Steven van Breemen, sesuai dgn pengalamannya beternak merpati pos di Eropasana. Dituangkan dalam buku berjudul Mini Course The Art of Breeding.Meskipun hewan yg digunakan adalah merpati, tapi saya rasa bisa diterapkan pada Ayam. Mengingatkedua spesies ini banyak memiliki kesamaan.Berikut ringkasannya :Steven Van Breemen mengembangkan sebuah metode ternak yang disebut : "population genetics".Tujuan metode ini adalah membangun suatu populasi yang ada dalam kandang dengan ciri-ciri genetikayang kurang lebih sama (homogen). Misalnya, kalau kita punya 50 ayam di kandang, maka semuanyamempunyai ciri kualitas karakter yang relatif sama (tentu tidak 100 % sama, tapi kalaupun berbedatidak terlalu jauh). Dari kesamaan karakter ini, kita akan mampu memunculkan hasil ternak yang selalustabil mutunya. Artinya, kita bisa mendapatkan stok super breeder unggulan yang pada akhirnyamampu memunculkan super fight.Metode ini merupakan pengembangan dari teori Gregory Mendel yg dimodifikasi.
Aplikasinya denganmenggunakan prinsip Cross Breed, Inbreed dan Line breed secara sistematis dan tercatat dgn detail.Menurut Mr. Steven, bila kita sukses mengembangkan metode ini, maka kita akan ongkang2 kaki bisamenikmati hasilnya selama 20 tahun lebih…!!Teori population genetics hanya cocok diterapkan oleh breeder yang serius, konsisten dan mempunyaivisi jauh ke depan. Jadi harus diawali dengan suatu angan-angan tentang kualitas ayam yg nantinyaingin kita hasilkan.Berikut penerapannya di lapangan :
Tahapan ternak berdasar teori ini :
1. Cross breed I -----> 2. inbreed -----> 3. line breed -----> 4. cross breed II1.
Cross breed I Sebelum mulai ternak, kita harus berkhayal dulu. Berkhayal tentang seperti apa typical karakter ayamterbaik yang kita idam2kan. Bukan sekedar ikut2an hanya melihat ayam juara yang ada. Ayam juara belum tentu sempurna. Maka khayalan kita harus jauh lebih bagus dari sekedar juara. Agak idealiskelihatannya, tapi inilah cita cita yang harus dicapai, bagaimanapun sulitnya.
Untuk cross breed I, carilah pasangan indukan sesuai dgn kriteria khayalan kita tsb. Memakai ayam juara lebih dianjurkan. Tapi jangan asal comot!!!. Ayam juara banyak ragam typikal kerjanya. Misalkan ingin punya ayam dgn pukul keras, maka carilah ayam juara yg tipikal kerjanya pukul keras. Kemudiancari juga pasangan betinanya yg keturunan ayam pukul keras.
Hasil dari cross breed 1 ini diharapkan muncul ayam2 dgn karakter pukul keras secara merata padaanakannya.Cross breed 1 ini dianggap tahap yg paling penting utk pondasi tahapan breeding berikutnya. Hasilanakan 75% harus rata karakternya. Ini untuk menghindari resiko besar pada tahapan breedingselanjutnya (inbreed), dan menghindari set back yg bisa membuang waktu percuma.
2. Inbreed :Tujuan inbreed adlh mencetak breeder (parental stock) yg menyatukan sifat2 positif yg dimiliki agar lebih kuat daya turun ke anaknya (dominan).Hasil inilah yg disebut 'investasi', modal dasar dan aset ternakan kita yg sangat berharga. Anakan hasilinbreed, biasanya tidak memiliki ‘vitalitas’. Yaitu rentan terhadap penyakit, dan fisik/staminanya loyo.Ini tidak menjadi masalah, karena tujuan utamanya adalah untuk parental stock, bukan untuk dijadikanfighter. Sukur2 kalo ternyata hasilnya bisa jadi petarung. Pada akhirnya, kurangnya vitalitas ini dapatdiperbaiki melalui tahapan berikutnya.
3. Line breed :Setelah dapat 'modal' dari inbreed, diperkuat lagi dgn line breed. Bila dipasangkan (misalnya) dgn paman yg punya pukul keras, hasilnya sudah bisa dipastikan : ayam dgn karakter pukul sempurna ygsangat dominan. Mungkin inilah yg dimaksud oleh Steven sebagai 'super breed'. Yaitu ayam yg memiliki daya turun breeding yg kuat thdp anak2nya.
4. Cross breed 2 :Super breed ini boleh dicoba utk disilang dgn ayam dari trah lain (cross breed ke 2). Tujuannya utk menambah daya vitalitas dan menyempurnakan karakter. Kalau di cross dgn ayam lain yg pukul keras,hasilnya pasti ayam dgn pukulan sempurna. Kalau di cross dgn ayam yg sifatnya agak berbeda, -teknik bagus misalnya- maka pukul kerasnya tidak akan hilang. Justru kita berharap ayam dgn tipikal pukulkeras dan teknik bagus. Inilah yang dimaksud Mr. Steven sebagai ‘Super fighter’.
Beberapa prinsip yg harus dipahami :1. Tujuan utama teori population genetics adalah untuk melestarikan karakter/sifat-sifat unggul dariindukan (untuk mudahnya kita pake saja istilah "geno-type") , bukan mempertahankan ciri-ciri fisik (feno-type). Dgn kata lain, tujuan teori ini adlh menciptakan ‘super ‘breeder’.
2. Inbreeding pada prinsipnya adalah upaya menggabungkan sifat-sifat/ karakter 2 individu yang berbeda, baik karakter yang positif maupun negatif. (Ingat, tidak ada ayam yg sempurna). Olehkarenanya rumus inbreeding adalah "the best vs the best".
Mr. Breemen memakai istilah super breeder vs super breeder. Yang kedua, super breeder harus mempunyai karakteristik yg dapat mendukung"khayalan" kualitas ayam yg ingin dihasilkan dari ternak kita. Misalnya kalau kita menghayalkan bahwa hasil ternakan kita harus teknik bagus, maka cari indukan yg teknik bagus. Kalau sekarang belum memiliki atau belum mampu memiliki indukan yg "ideal", menurut saya tidak perlu khawatir karena kualitas indukan dapat diperbaiki melalui cross-breeding.Mungkin ada yg bertanya, kalau kita sudah punya "super breeder" kenapa tidak itu saja diternak dannggak perlu repot-repot pake teori population genetics?? jawab : Kalau tujuan kita ternak hanya jangka pendek memang teori population genetics tidak perlu,tapi seperti dijelaskan sebelumnya, tujuan kita adalah jangka panjang. Perlu diingat bahwa super breeder yg kita punya suatu saat akan mati, mandul, atau sakit. Kalau ini terjadi maka kita kehilanganmodal. Itu sebabnya banyak peternak besar yg gagal mempertahankan standard kualitasnya dan terusmenurun. Dan banyak ayam2 juara yg terputus generasinya.
3. Cross-breeding yg pertama adalah pada saat awal memulai ternak dimana indukan berasal dari duadarah (strain) yg berbeda sedangkan cross-breeding yg kedua dilakukan dengan dua tujuan, yaituapabila kita ingin memproduksi petarung dan untuk memperbaiki kualitas darah yg sudah ada(menambahkan elemen baru atau "additive characteristics" yg sudah ada).
4. Aplikasi teori population genetics menuntut adanya sistem seleksi yg ekstra ketat. Beberapa waktuyg lalu ada pendapat yg mengatakan untuk bisa memakai sistem inbreeding, maka kita harus menjadiahli "membunuh". Istilah ini sebenarnya hanya untuk memberikan tekanan bahwa anakan yg akanmelanjutkan generasi indukan harus diseleksi secara ketat. Pilihlah anak betina yg mirip bapaknya dananak jantan yg mirip ibunya. Yang perlu dipahami, pengertian "mirip" disini bukan mirip secara fisik,tapi yg lebih penting adalah karakternya (tetapi kalau secara fisik juga mirip ya tidak apa-apa). Di sinilagi-lagi diperlukan "feeling" dan keahlian dalam melakukan seleksi. Agar kita bisa melakukan seleksi,misalnya untuk mengambil 1 pasang pada setiap generasi kita tetaskan 3 X, lalu dari situ dilakukanseleksi untuk menentukan 1 pasang yg akan melanjutkan karakter moyangnya (ancestors).
Semakin banyak pilihan yg akan diseleksi, akan semakin bagus.
5. Hasil inbreeding selalu ditandai dengan ciri-ciri kehilangan vitalitas (ayam hasil inbreedingmenunjukkan gejala penurunan vitalitas). Prof. Anker bahkan menegaskan bahwa semakin besar hilangnya vitalitas pada ayam hasil in-breeding berarti effek dari inbreeding itu lebih bagus ( confusedconfused ).Ayam hasil inbreeding tidak cocok untuk tarung, tapi hanya cocok untuk menjadi indukan (orang eropa biasanya beli burung bukan untuk dimainkan tapi untuk breeding). Turunanya nanti yang dimainkan.Vitalitas yang hilang itu akan didapatkan kembali apabila hasil inbreeding di-cross dengan ayam lain.Inbreeding dimaksudkan untuk membangun sifat-sifat yang akan selalu diturunkan kepada turunannya(offspring), sedangkan cross-breeding untuk menambah sifat-sifat/ karakter yang sudah ada sepertimenambah vitalitas, karakter dan kekuatan.Dengan in-breeding kita bisa memperbaiki kualitas yang jelek. In-breeding adalah pengurangan variasiatau keragaman. Semakin banyak/sering suatu darah tertentu (strain) dilakukan in-breed makaturunannya akan mirip satu sama lain.Menjodohkan bapak dan anaknya yg cewek atau ibu dengan anaknya yg cowok lebih efektif hasilnyadari pada menjodohkan kakak dengan adiknya (meskipun sama-sama in-breeding tapi sepertinyadampaknya berbeda).
semoga bermanfaatsalam..
Sumber http://www.scribd.com/doc/38806672/Pemuliaan-Ternak-Ayam-Aduan

Sejarah Ayam Bangkok

Ayam bangkok pertama kali dikenal di Cina pada 1400 SM. Ayam jenis ini selalu dikaitkan dengan kegiatan sabung ayam (adu ayam). Lama-kelamaan kegiatan sabung ayam makin meluas pada pencarian bibit-bibit petarung yang andal. Pada masa itu, bangsa Cina berhasil mengawinsilangkan ayam kampung mereka dengan beragam jenis ayam jago dari India, Vietnam, Myanmar, Thailand dan Laos. Para pencari bibit itu berusaha mendapat ayam yang sanggup meng-KO lawan cuma dengan satu kali tendangan.
Menurut catatan, sekitar seabad lalu, orang-orang Thailand berhasil menemukan jagoan baru yang disebut king’s chicken. Ayam ini punya gerakan cepat, pukulan yang mematikan dan saat bertarung otaknya jalan. Para penyabung ayam dari Cina menyebut ayam ini: leung hang qhao. Kalau di negeri sendiri, ia dikenal sebagai ayam bangkok. Asal tahu saja, jagoan baru itu sukses menumbangkan hampir semua ayam domestik di Cina. Inilah yang mendorong orang-orang di Cina menjelajahi hutan hanya untuk mencari ayam asli yang akan disilangkan dengan ayam bangkok tadi. Harapannya, ayam silangan ini sanggup menumbangkan keperkasaan jago dari Thailand itu.
Konon, pada era enam puluhan di Laos nongol sebuah strain baru ayam aduan yang sanggup menyaingi kedigdayaan ayam bangkok. Namun setelah terjadi kawin silang yang terus-menerus maka nyaris tak diketahui lagi perbedaan antara ayam aduan dari Laos dengan ayam bangkok dari Thailand. Di Thailand dan Laos, ada beberapa nama penyabung patut dicatat, seperti Vaj Kub, Xiong Cha Is dan kolonel Ly Xab. Pada 1975, ayam bangkok milik Vaj Kub sempat merajai Nampang, arena adu ayam yang cukup bergengsi di negeri PM Thaksin Sinawatra itu. Ayam yang bernama Bay itu merupakan salah satu hasil tangan dingin Vaj Kub dalam melatih dan mencari bibit ayam aduan yang handal.
Kedigdayaan ayam-ayam hasil ternakan Vaj Kub berhasil disaingi rekan sejawatnya dari kota Socra, Malaysia. Mereka dari negeri jiran itu mampu menelurkan parent stock atau indukan unggul. Hanya saja, pada generasi berikutn ya, Mr. Thao Chai dari Thailand berhasil menumbangkan dominasi peternak dari Malaysia. Mr. Thao memberi nama jagoan baru itu, Diamond atau Van Phet.
Menurut Iwan, Thailand memang tak perlu diragukan lagi sebagai negara penghasil ayam bangkok unggul. Malahan sektor ini sudah diakui sebagai penambah devisa negeri gajah putih tersebut. Dari Thailand bisnis ayam aduan ini tak hanya merambah kawasan Asia Tenggara saja, namun meluas ke Meksiko, Inggris dan Amerika Serikat.
Ada kebiasaan yang berbeda antara sabung ayam di Thailand dan negara kita. Di Thailand, ayam yang bertarung tak diperbolehkan memakai taji atau jalu. Alhasil, ayam yang diadu itu jarang ada yang sampai mati. Kebalikannya di Indonesia, ayam aduan itu justru dibekali taji yang tajam. Taji justru menjadi senjata pembunuh lawan di arena. Di Indonesia, hobi mengadu ayam sudah lama dikenal, kira-kira sejak dari zaman Kerajaan Majapahit. Kita juga mengenal beberapa cerita rakyat yang melegenda soal adu ayam ini, seperti cerita Ciung Wanara, Kamandaka dan Cindelaras. Cerita rakyat itu berkaitan erat dengan kisah sejarah dan petuah yang disampaikan secara turun-temurun.
Kota Tuban, Jawa Timur diyakini sebagai kota yang berperan dalam perkembangan ayam aduan. Di sini, ayam bangkok pertama kali diperkenalkan di negara kita. Tak ada keterangan yang bisa menyebutkan perihal siapa yang pertama kali mengintroduksi ayam bangkok dari Thailand. Sebetulnya, jenis ayam aduan dari dalam negeri (lokal) tak kalah beragam, seperti ayam wareng (Madura) dan ayam kinantan (Sumatra). Namun ayam-ayam itu belum mampu untuk menyaingi kedigdayaan ayam bangkok.
sumber : mbah google